Daftar Isi : 

Kebijakan dagang kembali menjadi sorotan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menunda kebijakan tarif resiprokal. Sebelumnya, AS mengenakan tarif impor sebesar 32% untuk Indonesia. Tapi, apakah pasar properti nantinya tetap aman?

Apakah penundaan ini cukup untuk meredakan tekanan yang selama ini menghantui sektor perumahan atau justru hanya memberikan jeda sementara sebelum badai datang?

Untuk mengetahui jawabannya, mari simak artikel di bawah ini, Minhome telah merangkum dari berbagai sumber aktual

Apakah Pasar Properti Bakal Kena Imbasnya?

Secara umum, penundaan tarif dapat memberikan ketenangan jangka pendek bagi investor dan pelaku bisnis properti. Saat ketegangan dagang mereda, tingkat kepercayaan pasar pun meningkat. Hal ini bisa mendorong investasi dan menjaga stabilitas harga properti.

Namun, karena penundaan ini hanya bersifat sementara 90 hari tanpa kepastian arah kebijakan selanjutnya, maka pasar biasanya tetap dalam kondisi “wait and see”. Investor pun cenderung lebih berhati-hati, khususnya dalam pembelian properti bernilai tinggi.

Jadi, jawabannya pasar properti aman dalam jangka pendek, namun belum tentu stabil dalam jangka panjang. Risiko tetap masih ada, terutama jika 90 hari penundaan telah selesai dan tarif trump resmi diberlakukan.

Imbas Tarif Trump Untuk Pasar Properti Indonesia

Berikut adalah beberapa imbas tarif trump untuk pasar properti Indonesia, yang dapat mempengaruhi laju penjualan properti, nilai investasi, serta kepercayaan secara keseluruhan.

1. Investor Cenderung Wait and See

Salah satu imbas yang akan menjadi tantangan di pasar properti Indonesia adalah investor cenderung wait and see. Hal ini dikarenakan kenaikan tarif dapat memunculkan ketidakpastian ekonomi nasional.

Ketika situasi dagang memanas, nilai tukar rupiah bisa tertekan, inflasi naik, dan daya beli menurun. Investor properti pun memilih menunda membeli atau membangun proyek baru, sambil melihat perkembangan kondisi perekonomian Indonesia.

2. Biaya Bahan Bangunan Melonjak

Imbas kedua adalah biaya bahan bagunan kemungkinan akan melonjak, khususnya bahan bangunan yang impor dari Amerika Serikat. Seperti, sanitary, keran-keran, dan aksesoris, serta bahan-bahan finishing untuk rumah kelas atas.

Sementara itu, untuk rumah sederhana dan menengah kemungkinan tidak akan terkena imbas dari biaya bahan bangunan yang  melonjak. Karena keseluruh bahan menggunakan produk lokal.

3. Banyak Bahan Bangunan dari China

Akibat nantinya Amerika Serikat mengenakan tarif trump 32% untuk Indonesia, maka bahan bangunan dari China dikhawatirkan bakal membanjiri pasar Indonesia.

Bahan bangunan dari China lebih murah, namun dapat menjadi saingan dengan industri bahan bangunan dalam negeri.

4. Daya Beli Masyarakat Menurun

Terakhir imbas tarif trump adalah daya beli masyarakat menurun, khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah hingga kelas atas. Sebagai gantinya, mereka lebih memilih menahan diri membeli properti, baik untuk investasi atau digunakan.

Langkah Strategis Pasar Properti di Tengah Tarif Trump

Meskipun kebijakan tarif trump 32% saat ini sedang ditunda selama 90 hari. Bukan berarti tidak langkah strategis untuk mengantisipasi. Berikut langkah strategis yang bisa pasar properti dan pengembang perumahan terapkan.

1. Fokus Pada Pasar Domestik

Langkah pertama adalah fokus pada pasar domestik. Pengembang perumahan dapat menargetkan kelas menengah ke atas, menengah, dan menengah ke bawah yang permintaannya relatif stabil, terutama untuk hunian pertama.

2. Stimulasi Daya Beli Konsumen

Selanjutnya, stimulasi daya beli konsumen dengan memberikan insentif seperti suku bunga rendah, keringanan pajak, dan pembiayaan KPR. Ini dilakukan agar masyarakat tetap berminat untuk membeli properti di tengah kebijakan tarif trump.

3. Stabilitas Harga Properti

Pelaku pasar properti Indonesia, termasuk pengembang dan agen, harus tetap kompetitif dalam membuat dan memasarkan properti. Hal ini dilakukan untuk mencegah terhentinya permintaan.

4. Digitalisasi Pemasaran

Agar pasar properti Indonesia tetap jalan di tengah kebijakan tarif trump, pengembang dapat melakukan pemasaran melalui teknologi digital.

Pemasaran tersebut dapat berisikan informasi tentang transparansi dan kemudahan transaksi. Langkah ini pun lebih efisien dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas.  

5. Perluas Kemitraan Lokal dan Regional

Langkah strategis terakhir adalah perluas kemitraan lokal dan regional. Hal ini dilakukan agar pasar properti Indonesia tidak tergantung pada pasar global yang tidak stabil.

Dengan memperkuat jaringan kemitraan investor dan institusi keuangan lokal dan regional, pelaku pasar properti dapat membangun ekosistem investasi yang lebih tangguh. Selain itu, pelaku industri ini dapat membuka akses pembiayaan yang lebih terjangkau dan berkelanjutan.

Meskipun tarif trump 32% untuk RI sedang ditunda selama 90 hari jelas bukan kabar baik bagi perdagangan internasional. Tapi seperti banyak krisis ekonomi lainnya, imbasnya terhadap properti tidak selalu sama.

Ada tantangan di segmen komersial dan investor, namun juga ada potensi peluang di pasar lokal. Bagi calon pembeli rumah, mungkin ini saat yang baik untuk melihat-lihat, karena developer memberikan banyak promo menarik untuk Homies.

Salah satu developer yang memberikan promo menarik ada Gethome, yang memberikan diskon 11%, free PPN 100%, bebas biaya (BPHTB, notaris, KPR, asuransi jiwa, dan kebakaran), serta DP 0% langsung akad.

Jika Homies tertarik bisa cek langsung website Gethome atau Instagram Gethome! Nantikan informasi menarik lainnya seputar properti dan investasi di blog Sweethome!

Bagikan Postingan Ini