Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) resmi menaikan harga rumah subsidi pada 2024 mendatang. Kenaikannya pun bervariasi tergantung daerah dan harganya mulai dari Rp 166 juta hingga Rp 240 juta.Aturan tersebut telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) nomor 698/KPTS/M/2023 tentang Batasan Luas Tanah, Luas Lantai dan Batasan Harga Jual Rumah Umum Tapak Dalam Pelaksanaan Kredit atau Pembiayaan Perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, dan Besaran Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan.Diketahui, pemerintah berniat untuk menargetkan sebanyak 173.251 unit rumah dapat tersalurkan untuk masyarakat. Penyaluran ini melalui pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan (FLPP) dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).Adapun rincian penyalurannya untuk FLPP sebanyak 166.000 unit dan Tapera sebanyak 7.251 unit. Angkat tersebut masih terbilang lebih kecil daripada tahun ini, sebab FLPP tahun 2023 ditargetkan mampu mencapai angka 220.000 unit.Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna dalam raker bersama Komisi V DPR RI, Rabu (6/9/2023). Beliau mengatakan target bantuan pembiayaan perumahan 2024 sebanyak 173,251 unit dengan anggaran fasilitas FLPP sebesar Rp 13,72 triliun dan dana Tapera sebesar Rp 0,83 triliun.Herry Trisaputra Zuna juga menambahkan bahwa ada skema bantuan bagi Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) untuk 166.000 unit dan Selisih Subsidi Bunga (SBB) untuk 751.735 unit.“Sebanyak 166.000 unit SBUM ini merupakan pendamping FLPP yang juga terdapat SBB pembayaran progress sebesar Rp 4,6 triliun untuk pembayaran penerbitan Kredit Pemilikan Rumah pada tahun-tahun sebelumnya,” ujar Herry.Meskipun Kementerian PUPR telah mengusulkan alokasi FLPP 2024 sebanyak 220.000 unit, Kementerian Keuangan hanya menyetujui 75% saja atau sekitar 166.000 unit.Harga rumah subsidi umumnya ditentukan berdasarkan zonasi atau wilayah. Untuk batasan harga rumah subsidi yang paling mahal terletak di Pulau Papua, yaitu pada 2023 seharga Rp 234 juta dan mengalami kenaikan menjadi Rp 240 juta pada 2024.“Papua paling mahal karena dipengaruhi oleh harga material komponen yang juga mahal,” kata Junaidi Abdillah. Beliau adalah Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).Namun, hal ini telah disadari oleh pemerintah sehingga dalam Keputusan Menteri PUPR telah menetapkan bantuan uang muka untuk wilayah Papua paling besar yaitu mencapai Rp 10 juta. Sedangkan untuk di luar wilayah Papua yang hanya mendapat Rp 4 juta.Daftar Harga Kenaikan Rumah Subsidi 2024Berikut merupakan daftar lengkap harga rumah subsidi 2023 dan kenaikannya pada 2024 sesuai dengan apa yang telah Pemerintah tetapkan, yaitu:1. Jabodetabek, Maluku, Maluku Utara, Bali, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Anambas Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Mahakam Ulu pada 2023 seharga Rp 181 juta. Mengalami kenaikan menjadi Rp 185 juta pada 2024.2. Jawa kecuali daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) pada 2023 seharga Rp 162 juta. Mengalami kenaikan menjadi Rp 166 juta pada 2024.3. Sumatera kecuali Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Kepulauan Mentawai pada 2023 seharga Rp 162 juta. Mengalami kenaikan menjadi Rp 166 juta pada 2024.4. Kalimantan kecuali Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Mahakam Ulu pada 2023 seharga Rp 177 juta. Mengalami kenaikan menjadi Rp 182 juta pada 2024.5. Sulawesi, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai dan Kepulauan Riau kecuali Kepulauan Anambas pada 2023 seharga Rp 168 juta. Mengalami kenaikan menjadi Rp 173 juta pada 2024.6. Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat Daya pada 2023 seharga Rp 234 juta. Mengalami kenaikan menjadi Rp 240 juta pada 2024.

Bagikan Postingan Ini