Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menyampaikan hasil investasi di Bali pada triwulan II 2024 ini berhasil melampaui target. Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai hingga Rp18 triliun.Pria yang akrab dikenal Mahendra itu membenarkan hal tersebut ketika membacakan pidatonya pada sidang paripurna DPRD Bali di hari ulang tahun Bali ke-66, Rabu (14/08/2024).“Total investasi di Bali perlahan kian bergerak positif, bahkan hingga berhasil melampaui target di tahun 2024 yakni sebesar Rp16,230 triliun,” papar Penjabat (Pj) Gubernur Bali.Mahendra juga memaparkan pertumbuhan ekonomi Bali kian merangkak hingga 5,98% pada triwulan I 2024. Sementara pada triwulan II 2024, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,36%.Lalu, pertumbuhan itu juga diikuti oleh Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) yang meningkat pula, bahkan capaiannya lebih dari Rp74,77 triliun.Realisasi InvestasiDiketahui, hingga kini, realisasi investasi di Pulau Dewata tersebut masih terus didominasi oleh sektor tersier sebesar 97% daripada sektor primer dan sekunder.Tentunya hal ini diperkuat berdasarkan catatan Bank Indonesia. Di mana pada 2023 lalu, investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) ke sektor tersier ini mencapai hingga 97,37%.Angka tersebut meliputi lapangan usaha akomodasi pariwisata dan restoran, dari total realisasi investasi asing yang menyentuh angka US$800 juta.Untuk investasi ke sektor primer, seperti pertanian hanya sebesar 0,46%. Sedangkan sebesar 2,17% nya untuk sektor sekunder, seperti konstruksi hingga kelompok industri lainnya.Dalam sektor tersier, PMA yang paling besar realisasinya adalah ke lapangan usaha perumahan, kawasan industri, serta perkantoran (43%). Selanjutnya investasi ke hotel dan restoran (27%), perdagangan (6,2%), usaha transportasi dan telekomunikasi (2,6%), untuk jasa lainnya (18,9%).Selain itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga memperlihatkan bahwa sektor tersier merupakan salah satu yang paling mendominasi. Pasalnya, sepanjang tahun 2023 silam, investasi dalam negeri ke sektor ini tembus 98,03% atau lebih dari Rp7 triliun.Berdasarkan penyebaran investasi yang masih didominasi oleh sektor tersier ini, artinya Bali masih menjadi satu-satunya pemikat investasi daripada sektor primer dan sekunder.Nah, mumpung sektor tersier masih menjadi sasaran empuk untuk berinvestasi. Maka Homies bisa investasi properti di Bali bersama Ubud Premiere Villas mulai dari Rp5 miliar saja lho!Menariknya, jika Homies akan menyewakan villa tersebut, maka Homies akan pihak Gethome bantu mengelolanya untuk kemudian disewakan. Jadi makin mudah berinvestasi, bukan?

Bagikan Postingan Ini