Selain terkenal dengan beragam destinasi wisata yang indah di kancah dunia, Pulau Dewata alias Bali perlahan mulai diminati menjadi tempat singgah dan sasaran empuk untuk berbisnis. Lantas, apakah bisnis properti di Bali tengah berbinar?Diketahui, belakangan potensi bisnis properti di Bali tengah berbinar. Pasalnya, banyak Warga Negara Asing (WNA) yang memadati kawasan tersebut. Sehingga, WNA termasuk pasar menengah ke atas.Founder sekaligus CEO Investera, Prisca Edwards mengatakan ada sebanyak 40 unit villa seharga Rp500 miliar yang sudah laris terjual hanya dalam kurun waktu satu hari.“Pembeli itu 20% dari Indonesia, 20% dari Australia, dan sisanya ada Prancis, Jerman, Argentina, hingga Inggris,” papar Prisca Edwards, Senin (12/08/2024).Dalam kesempatan itu, wanita yang akrab disapa Prisca itu mengungkap tren investasi properti di Bali perlahan mulai dilirik dan diminati WNA, apalagi pasca Covid-19 melanda Indonesia.Sehingga, investor pun melihat bahwa potensi properti di Bali sangat besar karena adanya pembangunan yang bergerak cepat. Ditambah, adanya peraturan baru dari pemerintah setempat yang mengizinkan WNA untuk membeli properti dengan syarat-syarat tertentu.Tren Investasi di Bali“Tren investasi di Bali sekarang mulai kelihatan sekali dari foreigner (orang asing) yang sudah banyak. Bali kan selalu jadi melting point untuk seluruh multinasional, baik itu dari Eropa dan sebagainya,” kata Prisca.Prisca juga menambahkan, dahulu WNA datang ke Bali hanya untuk jalan-jalan atau sekadar tinggal untuk bersantai saja. Sebab, sebelum Covid-19 melanda, Bali bukan menjadi sasaran empuk untuk berinvestasi.Namun, pasca Covid-19 per tahun 2022, perkembangan sektor properti bergerak cepat sehingga nilainya fluktuatif hanya dalam kurun waktu 3 bulan.“Semenjak Covid-19, Bali masih menjadi destinasi WNA. Akan tetapi, mereka sudah melihat jika Bali memiliki potensi untuk berinvestasi. Sebab, perkembangan dari properti sektornya sangatlah cepat,” ujarnya.Sebagai contoh, area sawah yang harga tanah sebelumnya Rp20 juta per are kini menjadi Rp50 juta per are dalam jangka waktu 3 bulan. Hal ini lantaran sawah tersebut bisa dibangun dan dikembangkan secara cepat.Di samping untuk tempat tinggal, para investor dan pembeli melihat jika properti di Bali sangat cocok menjadi aset untuk berbisnis. Jadi, saat pemilik sedang tidak menggunakan villa untuk liburan. Maka mereka bisa menyewakannya kepada wisatawan.Terlebih, harga properti perlahan kian meningkat. Tentunya pemilik akan mendapatkan capital gain.“Selepas Covid-19, potensinya meningkat pesat. WNA pun menilai ‘harus investasi di sini’. Selain Bali sangat friendly, mereka merasa ‘I can live here’ sekaligus ‘I can make money here’,” tutupnya.Nah, jika mau singgah dan menghasilkan uang di Bali, Homies selaku investor bisa berinvestasi di Ubud Premiere Villas.Kabar gembiranya, kalau hendak menyewakannya, Gethome akan membantu mengelolanya untuk disewakan lho. Jadi, Homies nggak perlu khawatir lagi deh.Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami di nomor berikut: 0878-1598-6688. Semoga membantu!

Bagikan Postingan Ini